Senin, Mei 16, 2011

PERILAKU KONSUMEN 2

PERILAKU PRODUSEN
A. Produsen dan Fungsi Produksi
Produsen adalah badan yang membuat suatu yang baik melalui sebuah proses yang melihatkan bahan baku, komponen,atau rakitan,biasanya ada besar besaran dengan berbagai operasi yang berbeda dibagi antara pekerja. Umumnya digunakan secara bergantian dengan prosedur atau pembuat produk dan konsumen bagi pengguna produk.. Perusahaan atau produsen akan melakukan Market Information (Informasi Pasar). Informasi Pasar akan sangat penting untuk suatu perusahaan karena dengan ini perusahaan akan menciptakan produk yang akan dibutuhkan konsumen. Perusahaan juga akan mencari informasi barang apa saja yang sekarang lebih dibutuhkan oleh konsumen sehingga perusahaan dapat melakukan informasi pasar dan peramalan dengan tepat.
Produksi adalah proses dan metode yang digunakan dalam transformasiyang nyata input ( bahan baku , setengah jadi barang , atau subassemblies ) dan tidak berwujud masukan ( ide ,informasi , tahu bagaimana ) menjadi barang atau jasa, merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhanmanusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.
Fungsi Produksi

menentukan output dari suatu perusahaan untuk semua kombinasi masukan. A-fungsi produksi meta (kadang-kadang fungsi metaproduction) membandingkan praktek perusahaan yang ada mengkonversi input menjadi output untuk menentukan fungsi produksi efisien praktek sebagian besar entitas yang ada, apakah layak praktek produksi yang paling efisien atau sebenarnya praktek produksi yang paling efisien. Klarifikasi diperlukan Dalam kedua kasus, output maksimal ditentukan proses produksi-teknologi adalah fungsi matematika dari satu atau lebih input. Dengan kata lain, mengingat himpunan semua kombinasi teknis layak output dan input, hanya kombinasi meliputi output maksimum untuk satu set input tertentu akan merupakan fungsi produksi. Atau, fungsi produksi dapat didefinisikan sebagai spesifikasi persyaratan input minimum yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah output yang ditunjuk, dengan teknologi yang tersedia. Hal ini biasanya dianggap bahwa fungsi produksi yang unik dapat dibangun untuk setiap teknologi produksi.


B. Keseimbangan Produksi
Dalam suatu industri, perencanaan produksi sangat memegang peranan penting dalam membuat penjadwalan produksi terutama dalam pengaturan operasi atau penugasan kerja yang harus dilakukan. Jika pengaturan dan perencanaan yang dilakukan kurang tepat maka akan dapat mengakibatkan stasiun kerja dalam lintasan produksi mempunyai kecepatan produksi yang berbeda. Hal ini mengakibatkan lintasan produksi menjadi tidak efisien karena terjadi penumpukan material di antara stasiun kerja yang tidak berimbang kecepatan produksinya.
Permasalahan keseimbangan lintasan produksi paling banyak terjadi pada proses perakitan dibandingkan pada proses pabrikasi. Pergerakan yang terus menerus kemungkinan besar dicapai dengan operasi-operaasi perakitan yang dibentuk secara manual katika beberapa operasi dapat dibagi dengan durasi waktu yang pendek. Semakin besar fleksibilitas dalam dalam mengkombinasikan beberapa tugas, maka semakin tinggi pula tingkat keseimbangan tingkat keseimbangan yang dapat dicapai, hal ini akan membuat aliran yang muls dengan membuat utilisasi tenaga kerja dan perakitan yang tinggi (Nasution, 1999:137). Adanya kombinasi penugasan kerja terhadap operator atau grup operator yang menempati stasiun kerja tertentu juga merupakan awal masalah keseimbangan lintasan produksi, sebab penugasan elemen kerja yang berbeda akan menimbulkan perbedaan dalam jumlah waktu yang tidak produktif dan variasi jumlah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menghasilkan keluaran produksi tertentu dalam lintasan tersebut. Masalah-masalah yang terjadi pada keseimbangan lintasan dalam suatu lintasan produksi biasanya tampak adanya penumpukan material, waktu tunggu yang tinggi dan operator yang menganggur karena beban kerja yang tidak teratur. Untuk memperbaiki kondisi tersebuut dengan kseimbangan lintasan yaitu dengan menyeimbangkan stasiun kerja sesuai dengan kecepatan produksi yang diinginkan.
Keseimbangan yang sempurna tercapai apabila ada persamaan keluaran (output) dari setiap operasi dalam suatu runtutan lini. Bila keluaran yang dihasilkan tidak sama, maka keluaran maksimum mungkin tercapai untuk lini operasi yang paling lambat. Operasi yang paling lambat menyebabkan ketidakseimbangan dalam lintasan produksi. Keseimbangan pada stasiun kerja berfungsi sebagai sistem keluaran yang efisien. Hasil yang bisa diperoleh dari lintasan yang seimbang akan membawa ke arah perhatian yang lebih serius terhdap metode dan proses kerja. Keseimbangan lintasan juga memerlukan ketrampilan operator yang ditempatkan secara layak pada stasiun-stasiun kerja yang ada. Keuntungan keseimbangan lintasan adalah pembagian tugas secara merata sehingga kemacetan bisa dihindari.
C. Least Cost Combination (Biaya Produksi Minimal)
Biaya produksi atau operasional dalam sistem industri memainkan peran yang sangat penting, karena ia menciptakan keunggulan kompetitif dalam persaingan antar industri dalam pasar global. Hal ini disebabkan proporsi biaya produksi dapat mencapai sekitar 70% – 90% dari biaya total penjualan secara keseluruhan, sehingga reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi akan membuat harga jual yang ditetapkan oleh produsen menjadi lebih kompetitif.
Pekerjaan manajemen pertama-tama terpusatkan pada perencanaan yang didalamnya termasuk penetapan tujuan serta perinciannya. Yang kedua ialah pengawasan dan pengendalian, yang termasuk kedalamnya tahapan-tahapan pembinaan pencapaian tujuan diatas. Agar dapat dijaga supaya tujuan tersebut benar-benar dicapai atau tidak melesat, maka manajemen memerlukan informasi mengenai pelaksanaan organisasi. Dari bagian accountinglah manajemen memerlukan informasi, termasuk pula masalah atau perihal pembiayaan kegiatan/atau operasi organisasi itu.
Dalam acounting umum/keuangan, istilah biaya dikenal sebagai pengorbanan atau beban dalam memperoleh barang atau jasa. Pengorbanan itu harus diukur apakah dengan pengeluaran uang, penggunaan harta lain, penyerahan jasa dan bentuk lainnya. Pengertian demikian telah biasa ditemukan dalam accounting pada umumnya. Tetapi dalam Akuntansi Manajemen mempunyai berbagai arti, tergantung cara penggunaannya. Sebabnya karena banyaknya ragam ragam dari biaya itu. Dan banyak cara pengklasifikasian yang dilakukan berdasarkan keperluannya, menurut pandangan/arah yang ditentukan oleh manajemen.
Biaya produksi pada dasarnya merupakan 3 (tiga) elemen yang saling berkaitan, yaitu:
1. Bahan langsung
2. Upah langsung
3. Overhead produksi (biaya produksi tidak langsung).
Beberapa strategi pengendalian biaya produksi, diantaranya :
Pertama, biaya harus dipandang sebagai keuntungan potensial, bukan sekedar pengeluaran atau ongkos produksi yang memang harus dikeluarkan. dengan demikian reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi akan meningkatkan keuntungan.
Setelah persepsi tentang biaya produksi diatas berubah, manajemen harus melaksanakan aktivitas produksi bernilai tambah dengan jalan berproduksi pada biaya produksi yang minimum. Dengan cara ini perusahaan akan meningkatkan daya saing melalui strategi penetapan harga (pricing strategy) yang kompetitif di pasar.
Keunggulan kompetitif produk dipasar akan meningkatkan pangsa pasar (market share) yang berarti akan meningkatkan penerimaan total (TR) dari penjualan produk itu. Strategi reduksi biaya produksi dan penetapan harga produk yang kompetitif dipasar akan meningkatkan keuntungan perusahaan, karena keuntungan perusahaan adalah benefit antara TR dan Total Cost (TC).
Dengan demikian strategi di atas harus dilakukan dengan cara, diantaranya :
melaksanakan aktivitas produksi pada tingkat biaya produksi minimum,
menetapkan harga produk yang kompetitif di pasar,
memperluas pangsa pasar melalui keunggulan kompetitif (meningkatkan daya saing terus menerus),
memperoleh penerimaan total (TR) yang terus meningkat,
memperoleh keuntungan yang terus meningkat,
meningkatkan kesejahteraan bagi stakeholders.
Kesimpulan berkaitan dengan teori konsep biaya produksi
ü Biaya tetap total (TFC) tidak bergantung pada kuantitas output (Q), sedangkan biaya variabe total bergantung pada kuantitas output (Q)
ü Biaya tetap rata-rata (AFC) menurun secara kontinyu sampai mendekati garis horisontal, karena AFC = TFC / Q.
ü Kurva AVC menurun mencapai minimum untuk kemudian mengalami peningkatan karena AVC = TVC / Q.
ü Total Cost (TC) merupakan penjumlahan dari biaya TFC dan TVC karena TC = TFC + TVC.
ü ATC mula-mula akan turun kemudian akan meningkat karena ATC = TC / Q.
ü SMC mula-mula menurun mencapai minimum pada kuantitas output tertentu dan kemudian akan naik (catatan biasanya SMC akan selalu memotong kurva AVC) karena SMC = dTC / dQ (baca d=delta)
ü Jika SMC <>AVC maka AVC meningkat dan jika SMC = AVC maka AVC minimum
ü Jika SMC <> ATC maka ATC meningkat dan jika SMC = ATC, maka ATC minimum.

Tidak ada komentar: